Filosofi Kopi 1 & 2
July 19, 2017
Berawal dari kebetulan
menonton sampai akhirnya jatuh hati pada film Filosofi Kopi. Bukan
hanya menjadi pencinta kopi, tetapi juga pecinta Filosofi yang ada di dalam
Filosofi Kopi..
Cerita yang mengangkat kehangatan kisah
persahabatan antara Ben dan Jody, dituangkan ke dalam Filosofi Kopi karangan penulis berbakat Dwi Dee Lestari yang disutradari oleh sutradara
terpuji, Angga Dwimas Swasongko. Film ini berhasil memikat hati para
penonton terlebih lagi dari beberapa filosofi di dalamnya.
Filosofi Kopi 1 mengupas dari awal
terbentuknya Filosofi Kopi Cafe. Singkatnya, setelah mereka beranjak dewasa,
Jody membuka usaha kedai kopi atas dasar kecintaan Ben terhadap kopi. Jody
mengurus bisnis keuangannya sedangkan Ben lebih kepada pembuatan kopi.
Suatu ketika Filosofi Kopi Cafe hampir ditutup karena kekurangan biaya, Ben ditawarkan sebuah penawaran menarik sebesar ratusan juta rupiah untuk membuat kopi House Blend yang terenak di Jakarta bahkan di Indonesia. Karena mengikuti tantangan tersebut adalah jalan satu-satunya untuk kelangsungan cafe mereka, akhirnya Jody dan Ben menyetujuinya dengan meningkatkan jumlah nominal menjadi 1 milyar rupiah.
Perfecto atau nama andalan kopi yang
dibuat Ben dinilai tidak cukup baik oleh El, seorang perempuan yang merupakan
food blogger yang telah keliling dunia untuk mencoba kopi. Menurutnya, ada kopi
yang lebih baik dibandingkan "Perfecto" yaitu kopi "Tiwus"
buatan petani di Ijen, Pak Seno.
Karena keegoisan mereka masing-masing dan
perbedaan pendapat, mereka hampir gagal dalam membuat kopi tersebut. Untuk
mengevalusi Perfecto, akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan analisis
langsung terhadap Kopi Tiwus. Setelah menganalisis, Ben disadarkan oleh El
bahwa selama ini membuat kopi tidaklah cukup hanya dengan pengalaman, kerja
keras, waktu dan uang. Ia belajar dari ayahnya dan Pak Seno bahwa semuanya
harus didasari oleh cinta.
Filosofi Kopi 1 juga menorehkan beberapa
penghargaan yaitu Movie of The Year pada ajang Indonesian Choice Award 2016 dan
Festival Film Bandung. Filosofi Kopi 1 juga diputar di Amsterdam, Tokyo,
London, Taipei dan lainnya.
Bukan hanya beberapa penghargaan yang
didapat, film ini pun berhasil mewujudkan kedai Filosofi Kopi yang
sesungguhnya. Bukan hanya digunakan untuk keperluan syuting, tetapi kini kedai
Filosofi Kopi dibuat menjadi café yang dibuka untuk masyarakat umum.
Filosofi Kopi Café yang sesugguhnya juga
dikelola oleh pemain film Filosofi Kopi itu sendiri yaitu Rio Dewanto dan
Chicco Jericho. Film ini kembali membangkitkan kecintaan mereka terhadap kopi.
Kegigihan mereka berdua dalam film ini sangat terlihat dari usaha Chicco yang
mengambil sekolah barista demi memperdalam karakternya sebagai Ben. Sama halnya
dengan Rio, ia juga mempelajari berbagai macam biji kopi dari berbagai daerah
di Indonesia.
Setelah dua tahun, Filosofi Kopi 2 kembali
ke layar lebar dengan cerita sekuel yang tak kalah menarik dari cerita yang
pertama. Para penonton juga dapat ikut memberikan ide dan masukan dalam
pembuatan cerita ke dalam aplikasi Filosofi 2 yang secara langsung dapat
diakses oleh setiap kru Filosofi Kopi 2. Yang tak kalah uniknya, sound
track "Sahabat Sejati" yang dibuat oleh Sheila on 7 dalam film ini
dinyanyikan oleh pemain utama yaitu Ben dan Jody. Rio dan Ben juga ikut menjadi
produser dalam film Filosofi Kopi 2 ini.
Melihat kedai keliling yang tidak
berujung, pada akhirnya Ben dan Jody kembali membangun kedai Filosofi Kopinya
di Jakarta. Dengan kisah mengharukan yang tak terduga, hal ini hampir mengancam
keberlangsungan Filosofi Kopi Cafe.
Jika dibandingkan dengan Filosofi Kopi 1,
Filosofi Kopi 2 ini memang terlihat lebih kompleks. Bukan saja nilai
persahabatan dan kekeluargaan yang didapat, tetapi diselipkan dengan kisah
percintaan antara pemain. Tidak berbeda dengan Filosofi Kopi 1, film ini sukses
membuat saya terbawa ke dalam kisah mengharukan di dalamnya. Sebuah film yang
sukses akan membawa penontonnya ikut merasakan hal yang serupa, benarkah? ;)
Suprisingly, penggarapan film Filosofi
Kopi II ini juga mengangkat keindahan alam di Indonesia. Dari segi
lokasi, film Filosofi Kopi II melibatkan lebih banyak lokasi dibandingkan
filmnya yang pertama. Film Filosofi II ini digarap di enam kota yang berbeda
yaitu, Jakarta, Yogyakarta, Bali, Makassar, Toraja dan Lampung.
Menurut saya film ini merupakan sebuah
film sekuel yang cukup sukses, film ini dikemas dengan problema yang cukup
berbeda dan pastinya tidak kalah menarik dari film sebelumnya. Selain jumlah
pemain dan skala produksi dua kali lipat dibandingkan film yang sebelumnya,
beberapa karakter pemain diperdalam dalam film yang kedua.
Luna Maya dan Nadine Alexandara
sebagai pemain tambahan juga memainkan perannya dengan sangat baik. Nilai tambah untuk sebuah film apabila kisah akhir sulit ditebak dan Filosofi Kopi 2 sepenuhnya BERHASIL.
Selain itu, masih banyak lagi
pembelajaran - pembelajaran yang saya dapatkan dari film ini. I rate
9/10 for this film. To all coffee lovers out there, this film is a-must-watch movie! (y)
"Pada dasarnya obsesi memang
diperlukan, tetapi untuk mencapai suatu kesuksesan dalam segala sesuatu,
segalanya harus dilandaskan dengan rasa cinta."
- Filosofi Kopi
2 comments
Great review, Ker! Ever so talented ;)<3
ReplyDeleteThat's just so nice of you rin! you too as well <3
ReplyDelete